Policy of Nation and Character Building: Comparing Indonesia-Malaysia
Kamis (10/3) Prof. Madya dato Dr. Abdul Razaq Ahmad (Universiti Kebangsaan Malysia) hadir sebagai narasumber dalam studium generale yang diadakan oleh Prodi Kebijakan Pendidikan Jurusan Filsafat Sosiologi Pendidikan dengan tema “Policy of Nation and Character Building: Comparing Indonesia-Malaysia”. Dr. Haryanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY berkesempatan memberikan sambutan dalam acara yang dihadiri 159 peserta di ruang Abdullah Sigit FIP UNY. Dalam sambutan tersebut Beliau menghimbau kepada peserta agar memanfaatkan studium generale ini untuk menimba ilmu dan memperluas wawasan tentang pendidikan di Indonesia dan Malaysia. Dekan juga berharap kerjasama antara UNY dan UKM dapat terus berlanjut dan berkesinambungan.
Pada kesempatan kali ini, Prof. Madya dato Dr. Abdul Razaq Ahmad hadir bersama Tan Sri Abdul Aziz Rahman untuk berbagi pengalaman/pengetahuan tentang pendidikan berdasarkan hasil penelitian mereka. Dalam paparannya, Prof Razaq menyampaikan kekaguman terhadap masyarakat Indonesia yang masih mau mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebab, menurut beliau bahasa nasional sangat penting untuk ditanamkan kepada para pelajar atau mahasiswa untuk membentuk karakter kebangsaan dan semangat nasionalisme yang kuat.
Selanjutnya, Tan Sri Abdul Aziz Rahman juga memaparkan hasil penelitian beliau tentang patriotisme di Malaysia. Beliau tertarik dengan patriotesme di Malaysia sebab dalam perkembangan sekarang ini di Malaysia ada begitu banyak etnis/ suku bangsa yang membawa dan mempertahankan budayanya masing-masing yang justru dapat berpengaruh terhadap rendahnya patriotism di Malaysia. Beliau memberi contoh, jika di Malaysia sekarang cenderung entis melayu memberikan pendidikan di sekolah-sekolah melayu, sedangkan etnis cina maupun india mengirim anak-anak mereka untuk sekolah di etnis mereka masing-masing. Sehingga antar etnis akan menimbulkan jarak atau batasan terutama yang berkaitan dengan semangat patriotisme, papar Tan Sri. Setelah sesi tanya jawab selesai, akhirnya acara stadium generale ditutup oleh moderator. (dk)