MEMBANGUN BUDAYA KRITIS MELALUI JURNALISTIK
Berita (news) adalah laporan peristiwa berupa paparan fakta dan data tentang sebuah peristiwa. News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar, majalah, atau media elektronik beberkan. Sebuah berita akan lebih mengena pada pembaca bila memiliki salah satu dari nilai-nilai ini. Yaitu nilai kedekatan (proximity), nilai ketenaran (prominence), nilai aktualitas (timeliness), nilai dampak (impact), nilai keluarbiasaan (magnitude), nilai konflik (conflict), dan nilai keanehan (oddity). Begitulah ungkap Erik A. Triadi, jurnalis suplemen Swara Kampus, Kedaulatan Rakyat.
Erik berkesempatan menjadi pembicara pada acara Diklat Jurnalistik yang diadakan oleh HIMA KP (Kebijakan Pendidikan) FIP UNY pada Kamis (23/5/2013). Diklat ini mengambil tema “Membangun Budaya Kritis melalui Jurnalistik”. Pada presentasinya, Erik menambahkan cara mendapatkan fakta yaitu dengan observasi lapangan, wawancara, dan desk study (dokumen).
Dalam pembukaan acara ini, Dr. Suwarjo, M.Si. menegaskan bahwa mahasiswa harus membiasakan diri untuk menulis, baik ilmiah ataupun sekedar opini. Menulis adalah hal yang akan mahasiswa hadapi terutama untuk tugas akhir skripsi. Acara yang dilangsungkan di Abdullah Sigit Hall ini menghadirkan tim dari Swara Kampus Kedaulatan Rakyat antara lain Krisno Wibowo, Erik A. Triadi, Nurhadi, dan Bondan Nusantara serta diikuti sekitar 100-an mahasiswa KP ataupun prodi lain.
Adapun materi yang disampaikan adalah dasar-dasar jurnalistik, strategi menulis, simulasi menulis, dan yang terakhir adalah rapat redaksi untuk menentukan layak tidaknya sebuah tulisan dimuat dalam media. (ant)